Jumat, 11 Februari 2011

Ingvar Kamprad & family

Ingvar Kamprad & family 



Anda pernah mendengar nama mebel IKEA? Itu adalah merek mebel berkelas dunia yang sudah dikenal sejak lama. Nah, dari bisnis mebel tersebut, sang empunya merek ternyata pernah menjadi pengusaha terkaya-yang konon-bahkan pernah mengalahkan kekayaan sang taipan raja software, Bill Gates.
Nama IKEA ternyata adalah kepanjangan dari sang pemilik, Ingvar Kamprad, alias IK. Sedangkan nama EA adalah kepanjangan dari Elmtaryd-Agunaryd. Kedua kepanjangan yang disebut terakhir berasal dari nama tanah pertanian tempat Kampard dilahirkan, sedangkan Agunaryd merupakan nama desa terdekat tempat ia dilahirkan.

Merek IKEA kini memang seakan telah menjadi raja mebel dunia. Saat orang menyebut nama mebel, satu nama yang selalu ada di benak adalah IKEA. Namanya bahkan dianggap setara dengan merek ritel lain, seperti McDonald untuk fastfood dan Coca Cola untuk minuman bersoda.
Karena itu, tak heran jika  Ingvar Kamprad kini dinobatkan sebagai orang terkaya ketujuh di dunia dengan total kekayaan US$ 31 Milyar oleh majalah Forbes 2008. Sebuah jumlah yang sangat fantastis mengingat ia-konon-hanya berbisnis di bidang mebel tersebut.

Bakat bisnis pria kelahiran 30 Maret 1926 di Swedia ini memang terlihat sejak usia belia. Pada usia dimana anak-anak sedang asyik bersekolah, Kampard sudah berdagang korek api. Ia menjajakannya ke teman-teman dan tetangganya dengan bersepeda. Dengan tekad yang kuat untuk menjadi orang besar, Kampard semakin gigih menjajakan korek apinya. Kemudian setelah labanya terkumpul, Kampard mencoba bisnis baru. Ia merambah bisnis lain, di antaranya yaitu berjualan ikan, dekorasi pohon natal, benih, pena, dan pensil.

Meski rajin berbisnis, ia tak lupa pendidikannya. Kampard merupakan siswa yang berprestasi. Karena prestasinya yang memuaskan, pada usia 17 tahun, sang ayah memberikan hadiah uang padanya. Alih-alih untuk bersenang-senang, ia pun memilih menggunakan uangnya untuk berbisnis.
Pemberian ayahnya dimanfaatkannya untuk membuka IKEA. Namun, kala itu ia lebih banyak menjual berbagai barang kelontongan seperti pulpen, dompet, maupun bingkai foto. Melalui IKEA, Kampard terus menuai keuntungan. Usahanya semakin maju. Kemudian, keinginannya mengembangkan usaha mengantarkan pada usaha yang membesarkan IKEA hingga mendunia, yakni berbisnis mebel.
Namun, awalnya ia sebenarnya bukan hanya ingin berbisnis mebel. Hanya karena keterbatasan modallah yang membuat ia akhirnya memutuskan fokus pada penjualan mebel. Sebuah keputusan yang ternyata menjadi pilihan tepat sebagai penentu masa depannya.

Dalam bisnis tersebut, Kampard sempat jatuh bangun. Sebab, pesaing di bisnis itu sangatlah banyak. Tetapi jiwa bisnis yang telah dipupuk sejak belia membuatnya terus bertahan. Ia menggunakan strategi mempertahankan harga murah dengan kualitas yang prima. Untuk melebihi pesaingnya, Kampard membuat ruang pamer mebel dimana pelanggan dapat melihat-lihat kualitas produk yang diinginkannya dan desain-desain baru yang selalu dihadirkannya.
Strateginya sukses. Kesuksesan itu membuat Kampard mampu memperluas usahanya hingga keluar Swedia. Demi kemajuan usahanya, Kampard juga selalu berusaha menyediakan berbagai jenis desain dari banyak, seperti dari China, Vietnam, dan lain-lain. Berkat strategi penjualannya, IKEA menjadi sebuah perusahaan mebel raksasa yang memiliki lebih dari 200 outlet di 31 negara dan memiliki lebih dari 75 ribu pekerja.
Desain indah nan inovatif tersebut rupanya didukung oleh keberadaan yayasan sosial yang dibentuknya, Stichting INGKA Foundation. Di yayasan itu, ia mengembangkan pendidikan yang utamanya berhubungan dengan desain dan arsitek. Konon, dana yayasan tersebut melebihi kekayaannya sendiri. Bahkan, inilah yayasan yang disebut-sebut sebagai yayasan dengan dana terbesar di dunia, yakni mencapai US$ 36 miliar. Satu hal yang pasti, meski memiliki yayasan dan perusahaan mebel terbesar di dunia, Kampard dikenal sangat sederhana. Mobilnya hanyalah Volvo yang sudah berusia di atas 15 tahun dan saat bepergian pun ia hanya memilih menggunakan pesawat kelas ekonomi.

Berkat kegigihan dan keyakinannya untuk membangun usaha, IKEA yang dirintis Ingvar Kampard, menjadi perusahaan mebel raksasa dunia. Ia berhasil membuktikan segala usaha yang ditempuh dengan kerja keras pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan. Mahir dalam menciptakan peluang dan menentukan strategi penjualan merupakan kunci utama kesuksesan Kampard. Sebuah perjalanan hidup yang patut diacungi jempol dan layak untuk diteladani.

Sabtu, 05 Februari 2011

Bagaimana Cara Mengantisipasi Ledakan Gas Elpiji ?

Tabung Gas Elpiji Pertamina
Selama beberapa bulan ini masyarakat Indonesia menghadapi permasalahan baru. permasalahan ini sebenarnya sama sekali tidak dibayangkan sebelumnya, yaitu, mudah meledaknya tabung gas elpiji, terutama gas elpiji yang berkapasitas 3 Kg.
permasalahan ini timbul lantaran banyak tabung gas elpiji yang beredar adalah tidak memenuhi standar kualitas. Banyak dari tabung gas ini sudah tidak layak digunakan. berikut informasi penting yang dapat kita gunakan untuk mendeteksi apakah tabung gas elpiji yang beredar layak atau tidak. Tipsnya adalah perhatikan kode yang tertera pada tabung, yaitu kode masa kadaluarsa.
Penulisannya dinamakan “Alfa Code”:
A : masa berlaku dari Bulan Januari – Maret
B : masa berlaku dari Bulan April – Juni
C : masa berlaku dari Bulan Juli – September
D : masa berlaku dari Bulan Oktober – Desember
contoh “B 11″. ini artinya masa kadaluarsa tabung gas ini adalah antara bulan April hingga Juni pada Tahun 2011.
Dengan memperhatikan kode kadaluarsa ini diharapkan kita sebagai pengguna tabung gas dari pertamina dapat mengantisipasi kecelakaan yang mungkin ditimbulkan akibat masa kadaluarsa dari tabung gas
Akibat dari Rusaknya Tabung Gas
Tabung gas yang beredar dengan masa kadaluarsa yang masih aktif tidak menutup kemungkinan akan munculnya ledakan. Pengoperasian pada saat proses pengisian ulang gas juga bisa menjadi faktor penyebab rusaknya tabung gas. Saat ini banyak agen-agen yang melakukan proses pengisian tabung gas dengan cara ilegal. Proses yang dilakukan tidaklah memenuhi standar dari pertamina, hal ini adalah penyebab rusaknya tabung gas walaupun tabung gas ini masih berada pada masa aktif kadaluarsa.

Tips Menggunakan Elpiji Yang Aman Dan Benar

Banyaknya insiden tabung gas elpiji yang meledak dan maraknya tabung gas elpiji palsu yang beredar di Jakarta dan kota lainnya membuat warga takut dan bertanya tanya bagaimana menggunakan tabung gas elpiji yang aman dan benar.
Berikut ini adalah beberapa tips mengunakan elpiji yang aman dan benar :
  1. Gunakan selalu peralatan ELPIJI (tabung, kompor, regulator dan selang) sesuai standard SNI.
  2. Letakkan Kompor dan tabung ELPIJI ditempatkan di tempat yang datar dan di ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik.
  3. Idealnya ventilasi dapur berada di dinding bagian bawah dan mengarah ke tempat aman mengingat berat jenis ELPIJI lebih berat dari udara maka apabila terjadi kebocoran ELPIJI akan berada di bagian bawah lantai dan pintu dapur harus terbuka.
  4. Selang harus terpasang erat dengan klem pada regulator maupun kompor.
  5. Tabung ELPIJI diletakkan menjauh dari kompornya atau sumber api lainnya dan harus diupayakan tidak terpapar panas.
  6. Pasang regulator pada katup tabung ELPIJI (posisi knob regulator mengarah ke bawah). Pastikan regulator tidak dapat terlepas dari katup tabung ELPIJI.
  7. Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk.
  8. Periksa kemungkinan kebocoran gas dari tabung, kompor, selang maupun regulatornya dengan cara membasuh dengan air sabun pada bagian-bagian rawan kebocoran (sambungan regulator dengan valve tabung, sambungan selang ke regulator dan kompor). Apabila terjadi kebocoran akan terjadi gelembung-gelembung udara pada air sabun dan tercium bau khas ELPIJI.

From Zero to Zara

Bagi pecinta mode, nama Zara tentulah sudah tidak asing lagi. Gerai fashion asal Spanyol yang juga membuka cabang di Indonesia sejak 2005 ini, memang mempunyai reputasi yang tak diragukan. Tidak heran bila gerainya tak pernah sepi pembeli.

Adalah Amancio Ortega Gaona yang menjadi arsitek kesuksesan Zara. Lelaki yang diposisikan London Times di puncak 25 orang paling dinamis di industri fashion ini, membuka toko Zara yang pertama di La Coruna pada 1975. Setelah lebih dari tiga dasawarsa berlalu, Zara menyebar ke-64 negara dan memiliki 3.000 gerai.

Berdasarkan laporan Inditex, perusahaan induk yang mengelola Zara dan tujuh merek lainnya, sampai 2005 omzet Zara sebesar 8,7 miliar dolar AS. Hampir 60 persen dari nilai itu didapat dari penjualan di luar Spanyol.

Ortego bukanlah keturunan pengusaha. Pria kelahiran Leon, Maret 1936 itu, berasal dari keluarga tak mampu. Ayahnya hanyalah pegawai kereta api dan sang ibu cuma pembantu rumah tangga. Ia bahkan harus drop out dari SMA, karena orangtuanya tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolahnya.

Namun hal itu tak membuatnya patah arang. Selepas DO dari SMA, dia bekerja di industri tekstil Iberia di La Coruna. Inilah perkenalan pertama Ortega dengan dunia tekstil. Tak berapa lama kemudian, dia pindah kerja di sebuah rumah jahitan.

Ia bertugas sebagai pengantar pakaian yang dipesan orang-orang kaya. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Ortega kemudian dipercaya menjadi penghias kain dan asisten penjahit. Sejak itu, minatnya terhadap dunia tekstil terus tumbuh.

Awal 1960-an, setelah lebih dari satu dasawarsa berkecimpung di dunia tekstil, Ortega akhirnya dipercaya menjadi manajer di sebuah toko pakaian. Pada saat itulah, dia mulai menangkap peluang.

Disadarinya, hanya orang-orang kaya yang mampu membeli pakaian dengan harga mahal. Karena itu, dia akan membuat pakaian yang sama dengan harga murah.

Diawali dengan membuat gaun bersama istri keduanya, Rosalia Mera, pada 1963 ia kemudian mendirikan Confecciones Goa, sebuah konveksi. Beberapa tahun kemudian, dibukalah toko pertamanya. Toko inilah yang kemudian menjadi cikal bakal industri mode terkemuka saat ini, Zara.

Sigap menangkap keinginan pasar dan pelayanan maksimal, itulah yang diterapkan Ortego dalam menjalankan Zara. Berbeda dari perusahaan fashion lainnya yang menciptakan permintaan untuk tren baru pada musim semi atau musim dingin dengan membuat pergelaran busana, Zara justru membuat pakaian berdasarkan permintaan para pelanggannya di seluruh jaringan tokonya.

Caranya, Zara menugaskan pada 200 desainernya di Spanyol melakukan perjalanan keliling dunia untuk melihat perkembangan tren fashion di negara-negara lain. Dengan demikian ia bisa bergerak cepat dan lebih dulu menangkap perubahan pasar. Tak mengherankan, Zara menjadi trend setter bagi industri fashion.

Tak hanya itu. Di La Coruna, desainer dan ratusan manajer produk tak henti berdiskusi untuk memutuskan model apa yang akan dibuat. Setiap hari mereka mengumpulkan saran dari seluruh manajer Zara di seluruh dunia. Setelah menimbang gagasan para manajer toko tersebut, tim desainer dan manajer produk memutuskan apa yang akan diluncurkan ke pasar. Maka, dibuatlah gambar dalam komputer untuk kemudian dikirim ke pabrik yang letaknya tak jauh dari lokasi kerja mereka.

Untuk memberi kenyamanan pada pembeli, di setiap gerai Zara terdapat kamar pas yang luas dalam jumlah yang banyak. Ada lebih dari lima ruang pas dalam satu gerai. Menariknya lagi, tamu boleh membawa maksimal enam potong baju ke dalam kamar pas.

Selanjutnya, para pramuniaga siap melayani kebutuhan konsumen. Seandainya saat mengepas baju konsumen ingin mencari nomor lain yang lebih sesuai dengan ukuran tubuhnya, dia tinggal meminta ke pramuniaga untuk mencari nomor yang diinginkan tanpa harus keluar dari kamar pas.

Kesigapan menangkap pasar dan penyajian layanan ekstra terbukti berhasil membawa Zara pada kesuksesan. Ortega pun kini tak sekadar memiliki Zara yang pamornya menjulang mendunia.

Rangkaian merk seperti Massimo Dutti, Oysho, Zara Home, Kiddy’s Class, Tempe, Stradivarius, Pull and Bear/Often, serta Bershka, juga dimilikinya. Lebih dari 14.000 orang, bekerja padanya.

Selain memiliki saham grup Inditex sebesar 59.29 persen, Ortega juga berinvestasi di bidang perminyakan, pariwisata, perbankan, dan real estate. Beberapa bisnis propertinya berada di Madrid, Paris, London, dan Lisbon. Sebuah hotel mewah dan kompleks apartemen juga dibangunnya di Miami. Tak hanya itu, ia dilaporkan memiliki sebuah sirkuit pacuan kuda Idan klub sepakbola. Dengan segala kepemilikannya itu ia menjadi orang terkaya di negeri matador, sekaligus konglomerat paling tajir kedelapan seantero jagad versi majalah Forbes.

Meski demikian, Ortega tetap tidak melupakan asalnya dari golongan orang tak berpunya. Meski telah menjadi konglomerat, ia tetap low profile. Selain tak mau mengumbar foto dirinya, ia juga menolak memakai dasi. Ia lebih memilih jeans sebagai pakaian sehari-hari. Sebagai pengingat masa-masa pahitnya, Ortega menulis sebuah buku, "De Cero a Zara."

Siapa Sich Eike Batista, Raja Minyak dari Brazil

Sejak meraih gelar Sarjana Teknik Metalurgi di Jerman dan kembali ke Brazil, Eike Fuhrken Batista menggeluti bisnis pertambangan. Bermodalkan pendapatan sebagai agen pemasaran tambang, pada usia 24 tahun, dia membeli tambang emas sendiri senilai US$ 6 juta. Sejak saat itu, dia mulai membangun dan membesarkan kerajaan bisnisnya. Cuma, dia memilih fokus di sektor pertambangan, termasuk minyak dan gas. Saat ini, Batista telah berhasil menghimpun harta US$ 6,6 miliar dan masuk jajaran orang terkaya sejagat.

Kinerja perusahaan minyak dan gas OGX Petroleo e Gas Participaco-es SA membuat pamor Eike Batista makin mencorong. Meski baru berdiri pada kuartal III 2007, perusahaan ini bisa berkembang cepat. Bahkan, OGX telah menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pertengahan Juni 2008. Hajatan ini mencatat sukses besar karena para investor berlomba-lomba membeli saham OGX. Aksi korporasi ini juga menghasilkan duit US$ 4,2 miliar. OGX memakai dana itu untuk mengembangkan usahanya melalui berbagai kegiatan eksplorasi sumur dan ladang minyak baru.

Maklum, pada akhir tahun lalu, OGX baru saja membeli 21 lahan konsesi minyak di lautan dalam Brazil dengan luas total mencapai 7.000 kilometer persegi. Untuk membeli ladang-ladang itu, OGX merogoh duit hingga US$ 1 miliar. Batista berani mengucurkan duit sebesar itu karena meyakini kawasan itu memiliki cadangan minyak sebanyak 4,8 miliar barel.

Walau banyak pengamat meragukan angka cadangan itu, Batista tak goyah. Dia membentuk empat tim eksekutif dan menugaskan mereka berkeliling dunia untuk menjaring pasar investor. Mereka bertemu dengan 363 perusahaan investasi strategis. Hasilnya, Batista bisa menggaet banyak investor yang bersedia menanamkan dananya di proyek-proyek itu.

Ini sebuah prestasi besar sebab, biasanya, investor asing ragu-ragu untuk masuk ke negara seperti Brazil dan China. Batista tidak hanya dikenal sebagai pemilik OGX. Dia juga memiliki LLX Logistica SA, perusahaan yang bergerak di bidang pengiriman paket dan logistik. Kini, dia sedang mempersiapkan IPO LLX Logistica dan menargetkan bisa meraup dana hingga US$ 1 miliar dari hajatan itu.

Batista tak sedikit pun terlihat kerepotan menangani semua hal tersebut. Maklum, dia adalah tipe pebisnis yang mampu menuntaskan beberapa transaksi sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Di saat yang sama, dia juga masih bisa memikir-kan peluang transaksi-transaksi lainnya. Dia juga tergolong jenis pebisnis yang sangat percaya kepada kekuatan kapital atau modal. Menurutnya, jika punya modal sendiri, pengusaha tak perlu bergan-tung kucuran dana pemerintah. Karenanya, dia sangat getol merayu para investor asing agar mau mengin-vestasikan modal mereka di perusa-haan-perusahaan Brazil. Hasilnya, sejak awal tahun 2008 hingga Mei lalu, tercatat sudah ada US$ 198 miliar investasi asing yang mengalir masuk ke Negeri Tango itu. Ini lebih besar dari aliran dana yang masuk ke bursa saham global.

Selain memanfaatkan investor asing, Batista sendiri sering membiayai langkah ekspansinya dengan utang. Sebab, dia piawai melobi. Di saat yang sama, iklim investasi, khususnya di sektor tambang, memang sangat memikat para investor lokal dan asing. Melonjak-nya harga minyak mentah di pasar internasional turut memompa ekspektasi para investor. Mereka terutama mengincar pertambangan minyak lepas pantai laut dalam.Dengan strategi seperti itu, Batista juga sering disebut-sebut sebagai salah satu pengusaha yang mengembangkan kapitalisme di Brazil. Maklum, pengusaha generasi pertama di negara itu percaya bahwa suatu bisnis baru bisa tumbuh jika mendapat dukungan penuh dari pemerintah.

Kini, seiring dengan berkembangnya pasar bebas, pebisnis generasi modern di sana justru mempercayai kekuatan modal. Nah, Batista termasuk pengusaha pertama di Brazil yang menerapkan prinsip-prinsip kapitalisme.Batista juga dikenal memiliki karisma kuat yang sering disebut sebagai "efek Eike" atau "Eike effect".Ya, Batista sering menjadi pusat perhatian di pasar modal maupun ranah bisnis Brazil. Para pelaku pasar menilai Batista memiliki aura seorang Midas, dewa mitologi Yunani kuno yang bisa mengubah apapun yang dipegangnya menjadi emas. Bila dia membeli saham perusahaan, harga saham itu langsung naik. (Kontan)

Kisah Sukses Berwirausaha Om Irwan Hidayat

Irwan Hidayat

Generasi Ketiga Sido Muncul


Di tangan Irwan Hidayat, generasi ketiga, Sido Muncul menjelma menjadi industri jamu yang setara dengan industri farmasi. Sido Muncul siap mendunia dengan beragam produk jamu yang sudah teruji secara klinis. Tahun 2000, pemerintah telah memberi lisensi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada perusahaan jamu yang dirintis Sang Nenek, Ny Rakhmat Sulistyo dengan merek dagang Sido Muncul, sejak November 1951 itu.

Awalnya, Sido Muncul tidaklah terlalu istimewa, sama saja seperti industri jamu lain yang ribuan jumlahnya dengan beragam merek. Irwan Hidayat (kelahiran Yogyakarta tahun 1947), bersama empat orang adiknya sebagai generasi ketiga pemilik Sido Muncul, menerima warisan perusahaan pada tahun 1972 sesungguhnya sedang dalam keadaan kurang menguntungkan.

Perusahaan menanggung utang dan hampir tak memiliki aset yang berarti. Utang bahan baku, kalau dihitung-hitung, itu setara dengan 30 bulan omzet perusahaan. Aset pabrik hanya 600 meter persegi, itupun tanpa memiliki sebuah mesin pun. Irwan Hidayat, Presiden Direktur PT Sido Muncul, menggambarkan kondisi perusahaan yang demikian apa adanya sebagai warisan keluarga yang harus diselamatkan.

Mengapa Irwan menjadi penerima ketiga tongkat estafet kepemimpinan Sido Muncul, dari pendiri Ny Rakhmat Sulistyo kepada generasi kedua ayah Irwan, lalu dari ayah turun ke generasi ketiga Irwan Hidayat, agaknya adalah pertanda garis keberuntungan Sido Muncul. Logo perusahaan semenjak berdiri hingga kini tak pernah berubah, berisi foto Irwan Hidayat dengan neneknya. Saat bayi Irwan yang tampak rewel baru akan mau berhenti menangis jika ditimang oleh sang nenek.

Ketika terjadi clash-II tahun 1949, keluarga Sulistyo hijrah dari Yogyakarta menuju Semarang. Bayi mungil Irwan Hidayat ikut diboyong. Dua tahun kemudian perusahaan jamu Sido Muncul resmi berdiri, di Semarang. dengan membawa logo perusahaan foto Irwan Hidayat bersama neneknya.

Foto pendiri sebagai logo perusahaan jamu sedang trend, ketika itu, sama seperti logo jamu Nyonya Item dan Nyonya Kembar keluaran Ambarawa, demikian pula logo jamu Nyonya Meneer dari Semarang. Menurut penuturan Irwan Hidayat, ketika hendak memberi logo pada perusahaan jamunya, sang nenek berpikir kalau fotonya dan suami yang dipasang kelihatan aneh. Maka, sebagai cucu yang paling dekat jadilah foto Irwan Hidayat dipilih sebagai pendamping.

Sebagai bisnis keluarga yang dikelola turun-temurun, Irwan Hidayat mencoba tetap bertahan menghadapi pasang surut bisnis jamu. Dia percaya akan ada titik terang yang akan mencerahkan harapan dan kepercayaannya kepada industri jamu, sebuah produk tradisional khas Indonesia yang berfungsi menjaga kesehatan dan merawat kecantikan tubuh manusia. Karena jamu merupakan warisan nenek-moyang, yang sudah mendarah-daging di hati segenap warga masyarakat, wajar jika Irwan berharap masyarakat masih akan memberikan kepercayaan kepada jamu. Hingga tahun 1993 terang itu masih belum ditemukan.

Mau belajar
Irwan lalu menyadari bahwa telah terdapat banyak kesalahan yang pernah dilakukannya hanya karena ketidaktahuan. Di tahun 1993, secara tak terduga ia memperoleh pelajaran sangat berharga justru dari orang gila. Orang gila ini dengan terus terang menyebutkan bahwa jamu yang dibuat Irwan Hidayat pahit, tidak enak. Irwan kemudian berpikir keras bagaimana membuat jamu yang disukai. Pelajaran berharga lain masih diperolehnya. Dari biro iklan yang menolaknya mengajarkan, bahwa menjalankan bisnis harus dengan hati nurani. Dan dari tukang bajaj, diperolehnya pelajaran yang mengajarkan setiap kita mempunyai tanggungjawab sosial, beribalah dengan hati, bukan sekedar kewajiban.

Irwan berkesimpulan perusahaannya sebagai pioner industri jamu modern harus memiliki visi memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat, dan tidak mengejar keuntungan semata. Berdasarkan rasa tanggungjawab sosial itulah, Sido Muncul mengambil inisiatif memberikan anugerah tahunan Sido Muncul Award kepada setiap individu yang rela memberikan sebagian hidupnya untuk membantu sesama yang kurang beruntung, atau kepada individu yang peduli dan peka terhadap masalah sosial.

Di lain masa ketidaktahuan lain justru pernah menyelamatkan Irwan Hidayat. Tahun 1997 ketika banyak industri dan pelaku usaha terseok-seok karena hantaman badai krisis melanda ekonomi Indonesia, Sido Muncul justru membangun pabrik jamu modern dengan sertifikasi industri farmasi. Ia, yang tidak mempunyai utang dalam dolar AS, itu nekat membangun pabrik. Karena tidak tahu, dari Rp 15 miliar uang yang dianggarkan biaya pembangunan pabrik, itu membengkak menjadi Rp 30 miliar.

Selain pabrik, laboratorium Sido Muncul juga distandarkan dengan laboratorium farmasi. Di kawasan pabrik seluas 32 hektar dia membangun laboratorium seluas 3.000 meter persegi berbiaya Rp 2,5 miliar, pabrik seluas tujuh hektar, termasuk pabrik mie. Di areal sama ikut dikembangkan sarana agrowisata seluas 1,5 hektar.

Makna kenekatan karena ketidaktahuan telah menyelamatkan, itu baru dimaknai oleh Irwan Hidayat setelah memperoleh buah dari kerja kerasnya. Tahun 2000 Departemen Kesehatan memberikan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Sido Muncul, sertifikat yang biasanya diberikan hanya kepada industri farmasi. Dengan CPOB lisensi pembuatan jamu Sido Muncul disetarakan dengan lisensi obat-obatan produksi industri farmasi. Karenanya, jika Sido Muncul yang industri jamu memperoleh sertifikat CPOB, ini adalah sebuah lompatan besar. Sebab sebelumnya kepada industri sejenis sertifikat paling tinggi yang pernah diberikan pemerintah adalah Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Berdasarkan lisensi sertifikat COPB Irwan Hidayat menjadi berani lantang menyebutkan, “Kini kami siap menghadapi persaingan global.” Dengan CPOB “gengsi” jamu terangkat menjadi setara dengan obat. Atau, paling tidak jamu menjadi obat alternatif yang terbukti dapat diuji secara klinis keabsahan dan keilmiahannya sebagai obat. Dengan CPOB terbuka pula pasar yang seluas-luasnya bagi setiap jamu produksi Sido Muncul. PT Sido Muncul kini memiliki 150 item produk jamu baik yang bermerek (branded) maupun yang generik. Sedikit diantara produk bermerek unggulan Sido Muncul, antara lain Kuku Bima, Tolak Angin, Kunyit Asem, Jamu Komplit, Jamu Instan, STMJ, Anak Sehat, dan lain-lain.

Kelengkapan infrastruktur pabrik dan beragam produk untuk konsumsi masyarakat mulai dari kalangan bawah hingga atas, memberi kesempatan kepada Irwan untuk tinggal menggenjot pemasaran. Tak seperti kebanyakan direktur perusahaan lain Irwan Hidayat dengan rendah hati mau melepas jas dan dasi untuk keluar-masuk atau blusak-blusuk ke pasar-pasar tradisional yang pastinya beraroma khas tidak mengenakkan. Ia ingin mengetahui peta pasar produk-produk Sido Muncul, memahami persoalan yang muncul di lapangan, sekaligus berdialog dan bertatap muka langsung dengan para pedagang dan penjaja jamu gendong. Pada sisi lain, Irwan ingin agar para pedagang merasa terhormat ketika dikunjungi.

Tembus pasar asing
Keterbatasan pasar adalah kendala klasik yang dialami hampir oleh seluruh industri jamu di tanah air. Sebuah keterbatasan yang bermula dari kekurangpercayaan masyarakat terhadap jamu secara utuh. Padahal, “Semua dimiliki oleh jamu, ribuan spesies tanaman obat ada di Indonesia, ahli pembuat jamu banyak. Yang tidak dimiliki industri jamu adalah kepercayaan. Kepercayaan konsumen itu yang harus kita bangun,” kata Irwan Hidayat, yang sebelum menggeluti industri jamu pernah bekerja di sebuah perusahaan farmasi.

Ketidakpercayaan muncul sebab tak ada rujukan resmi untuk bertanya atau konsultasi tentang jamu. Jika obat-obatan farmasi mengenal dokter, demikian pula obat tradisional keluaran China mengenal istilah sinshe sebagai pengobat, tidak demikian halnya dengan jamu. Jamu tidak mengenal istilah tabib jamu, dokter jamu, sinshe jamu, atau pengobat jamu yang bisa berperan membangun kepercayaan publik bahwa jamu punya kredibilitas dalam hal kebersihan, uji toksisitas (tingkat peracunan), dan syarat-syarat lain yang harus dipenuhi oleh setiap obat.

Kekurangpercayaan itulah yang membuat “pohon” industri jamu tetap kerdil membonsai, perputaran uangnya hanya Rp 2 triliun pertahun. Itu pun dibagi kepada 650 perusahaan pabrik jamu. Bandingkan misalnya, dengan omset obat industri farmasi yang tahun 2003 mencapai Rp 20 triliun untuk 260 perusahaan. Untung saja, jika bahan baku industri farmasi sekitar 30 persen merupakan bahan baku impor maka industri jamu 99 persen bahan bakunya berasal dari bumi Indonesia.

Struktur pangsa pasar jamu dan obat Indonesia berbeda terbalik seratus delapan puluh derajat dengan China. Di sana obat-obatan tradisional jauh lebih besar pangsa pasarnya daripada obat modern. Karena itulah, dengan CPOB semangat Irwan tumbuh kuat berusaha keras agar bisa menembus pasar China. Semangat menembus pasar China bermakna dua hal: Memasuki pangsa pasar obat-obatan tradisional China yang masih terbuka luas, serta sebagai peredam ampuh atas maraknya obat-obatan tradisional China yang dibawa oleh para sinshe ke Indonesia. Mudahnya Indonesia ditembus produk China sangat kontras dengan ketatnya pemerintah China melindungi industri obat-obatan tradisionalnya.

Irwan Hidayat sesungguhnya tak ingin mempersalahkan siapapun. Ia lebih suka mengembangkan cita-cita sendiri: Bagaimana menjadikan industri jamu sebagai bagian dari pembangunan sistem kesehatan nasional. Ia sedang merintis langkah untuk mendidik para pengobat, seperti halnya China mengembangkan pengobatan dengan cara mendidik para sinshe. “Saya punya cita-cita ada pendidikan naturopath di Indonesia, sebenarnya Departemen Kesehatan bisa membantu ke arah sana, toh naturopath ini bukan hal baru, sudah diakui keberadaannya, dan kita punya potensi bagus di bidang ini,” ujar Irwan.

Diversifikasi produk
Irwan Hidayat dengan Sido Munculnya belakangan sudah berhasil menembus pasar Hongkong. Ia kini tinggal berusaha lebih keras lagi memasuki China. Irwan harus bisa membuktikan bahwa produknya lebih baik dari yang dimiliki China. Keberhasilan menembus pasar negara asing akan menjadi gaung yang berbalik untuk meningkatkan kepercayaan pasar dalam negeri.

Irwan Hidayat telah melakukan banyak hal untuk memupuk kepercayaan pasar dalam negeri dimaksud. Dengan melakukan diversifikasi produk, misalnya. Irwan Hidayat mulai mengembangkan produk berdasarkan brand atau merek terutama untuk minuman kesehatan dalam bentuk serbuk. Irwan juga mulai gencar mengembangkan produk lain karena yakin potensi pasarnya masih besar, seperti produk mie instan, permen kesehatan, dan minuman kesehatan dalam bentuk cair. Tidak tanggung-tanggung, Irwan menggunakan publik figur terkemuka dari kalangan atas sebagai bintang iklan untuk mempromosikan produk jamunya.

Tak kurang pengusaha papan atas sekaligus budayawan Setiawan Djodi, atau bintang pop Sophia Latjuba, pakar pemasaran Rhenald Kasali, dan kelompok musik yang sedang digandrungi “Dewa”, adalah sekelumit figur publik yang Irwan Hidayat gunakan untuk meningkatkan citra Sido Muncul. Dari kalangan selebritis lain ada Dony Kesuma dan Rieke Dyah Pitaloka yang mempromosikan minuman energi. Kehadiran figur-figur kalangan menengah-atas dalam iklan, itu dimaksudkan pula untuk membangun pasar vertikal bahwa kelompok masyarakat menengah-atas termasuk lintas etnis juga berhak minum jamu. Iklan-iklan Sido Muncul pernah berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah Cakram tahun 2002 untuk kategori pengiklan terbaik.

Irwan Hidayat tetap tak merasa cukup memajang para selebritis sebagai alat mempromosikan Sido Muncul. Dia sendiri aktif turun ke bawah, terjun langsung ke pasar, menjumpai para distributor, agen, bahkan pedagang jamu gendong atau pemilik kios jamu yang sehar-hari memasarkan produknya. Irwan mempunyai 60 distributor tersebar di setiap kabupaten di Pulau Jawa, sebagai mitra usaha. Semua distributor itu ditunjang oleh keberadaan 120.000 orang pedagang jamu gendong dan 30.000 depot jamu. Jaringan pemasaran hingga ke tingkat yang paling bawah demikian, sebagai ujung tombak pemasaran, rajin dikunjungi Irwan. Setiap kunjungan selain menyentuh sifatnya juga membuat ikatan diantara perusahaan dengan jaringan pemasaran menjadi lebih kuat.

Bukti konkret keberhasilan model pemasaran menjambangi semua tingkatan, adalah, hanya dalam tempo tiga bulan semenjak diluncurkan, salah satu produk minuman kesehatan Sido Muncul bisa terjual 16 juta bungkus. Atau, sekitar seperenam dari pasar minuman kesehatan yang dikuasai oleh minuman sejenis yang telah lebih dahulu masuk dan memimpin pasar.

Iklan-iklan Sido Muncul pernah berhasil mendapatkan penghargaan Anugerah Cakram tahun 2002 untuk kategori pengiklan terbaik. Keseriusan Irwan Hidayat masih membuahkan beragam penghargaan lain. Seperti, penghargaan Kehati Award tahun 2001, Bung Hatta Award tahun 2002 sebagai perusahaan teladan, Produk Terbaik dari ASEAN Food Conference ke-8, Penghargaan Merek Dagang Indonesia tahun 2003, dan penghargaan dari Departemen Perhubungan dan Departemen Tenaga Kerja sebagai pelaku bisnis peduli lingkungan, karena telah menyelenggarakan program mudik Lebaran gratis buat para pedagang jamu yang telah dilakukan sejak tahun 1995. ►ht, sumber utama  Kompas, Sinar Harapan

Kisah Sukses Berwirausaha Om Ical

Ical Bakrie: Saya Pernah Lebih Miskin dari Pengemis!

Submitted by Om Nip-Nip on Friday, 16 April 201033 Comments
Ical Bakrie: Saya Pernah Lebih Miskin dari Pengemis!
Artikel ini saya dapat dari blog resminya om Bakrie. Silahkan anda simak baik-baik kisah wirausaha yang sukses ini. Pesen saya, jangan lihat posisinya atau keadaannya sekarang, tapi lihat apa yang ia katakan.
Lihat pengalamannya dan ambil sisi positifnya. Semoga kisah nyata pengusaha sukses ini bisa menginspirasi dan menggugah semangat anda…

Selama ini banyak orang bertanya kepada saya bagaimana rahasianya menjadi pengusaha yang sukses. Mereka berharap saya bersedia membagi pengalaman dan kiat-kiat berusaha supaya sukses.
Bagi saya,  membagi pengalaman kepada orang lain menyenangkan, apalagi bila pengalaman saya tersebut bermanfaat.

Senin 5 April lalu, saya diundang oleh Universitas Islam As Syafiiyah, Jakarta, untuk membagi pengalaman. Dalam acara bertajuk “Studium Generale Kewirausahaan” itu saya diminta memberikan ceramah mengenai kewirausahaan dan kiat sukses berbisnis.
Kepada para mahasiswa saya katakan untuk sukses berbisnis kita tidak bisa hanya belajar di bangku kuliah saja. Bangku kuliah hanya mengajarkan dasar dan teori. Sisanya kita belajar kepada mereka yang telah berhasil. Orang itu tidak harus S3 untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi hanya S1 seperti saya, bahkan ada yang tidak memiliki ijasah.

Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai usaha dan menggapai kesuksesan? Jawabannya adalah mimpi. Kita harus berani bermimpi menjadi orang yang sukses. Sejarah juga membuktikan banyak temuan hebat dan orang sukses dimulai dari sebuah mimpi. Kalau anda bermimpi saja tidak berani, ngapain membuka usaha.
Tentu saja tidak hanya berhenti sekedar mimpi untuk mencapai sukses. Setelah mimpi anda bangun, lalu pikirkanlah mimpi anda. Berfikirlah yang besar. Seperti kata miliarder Amerika Donald Trump; if you think, think big. Pikir yang besar, pikir jadi presiden, jangan pikir yang kecil-kecil.

Setelah itu anda buat rencana, buat rincian, dan bentuk sebuah tabel. Terakhir, yang paling penting, segera jalankan rencana tersebut. Jika anda bertanya perlukah berdoa? saya katakan berdoa itu perlu (baca : sangat penting). Tapi perencanaan juga perlu. Doa saja tanpa perencanaan saya rasa tidak akan berhasil.
Dulu waktu masih kuliah, saya biasa membuat perencanaan dan membagi waktu. Saya bangun sholat Subuh, lalu latihan karate, setelah itu tidur lagi sampai pukul 10. Baru pukul 11 belajar.
Intinya dengan perencanaan, masalah akan terselesaikan dengan baik. Sekarang juga begitu, saya bagi waktu untuk partai dan lainnya. Pukul sekian seminar, pukul sekian jadi pembicara, pukul sekian… Kadang 10 masalah bisa saya selesaikan sehari.

Keluhan paling sering dilontarkan orang yang tidak berani berusaha adalah tidak mempunyai modal atau dana. Banyak juga yang berkata saya bisa sukses karena ayah saya pengusaha. Itu salah besar. Saat memulai usaha saya tidak mempunyai uang.
Saat akan membeli Kaltim Prima Coal (KPC) saya juga tidak memiliki dana. Caranya saya datangi calon kontraktor dan tawarkan kerjasama yang menguntungkan dia, tapi saratnya dia pinjami saya dana. Saya juga mendatangi bank dan berkata demikian. Lalu dari uang yang dipinjamkan itu, saya membeli KPC dan sekarang menjadi perusahaan besar.
Jangan pernah bicara tidak punya dana. Uang datang jika ada ide besar atau ada proyek yang visible. Bill Gates juga tidak mempunyai uang, tapi dia mempunyai ide bagus. Dia tidak lulus kuliah, dia bukan anak orang kaya, tapi dari garasinya dia bisa membuat Microsoft jadi perusahaan besar.

Maka pikirkan ide yang bagus, lalu anda cari partner yang punya uang. Yakinkan dia dan berkerjasamalah dengan dia. Jika dalam kerjasama partner anda meminta keuntungan lebih besar, jangan persoalkan.
Misal semua ide dari anda tapi anda hanya dapat 10%, itu tidak masalah. Sebab 10% itu masih untung dari pada anda tidak jadi bekerjasama dan hanya dapat nol %. Jangan lihat kantong orang, jangan lihat untung orang, lihat kantong kita ada penambahan atau tidak.
Setelah anda menjalani usaha, suatu saat anda pasti akan menghadapi masalah. Hadapi saja masalah itu, karena masalah adalah bagian dari hidup yang akan terus datang. Saya sendiri juga pernah menghadapi masalah saat krisis ekonomi 1997-1998. Saat itu keadaan perekonomian sulit, semua pengusaha dan perusahaan juga sulit.

Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis. Ini karena saya memiliki hutang yang sangat besar. Hutang saya saat itu sekitar USD 1 miliar. Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.
Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap. Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan. Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya. Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya.

Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali. Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat ini. Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari. Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%. Saya juga mencari pinjaman sana-sini.
Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan hutang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali.
Itulah pengalaman saya selama ini. Saya berharap bisa menjadi ilmu yang berguna. Papatah mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik. Sebagai penutup saya ingin bercerita mengenai kisah telur Colombus. Suatu saat Colombus menantang orang-orang untuk membuat telur bisa berdiri.
Saat itu tidak ada satupun orang yang bisa membuat telur berdiri. Kemudian Colombus memberi contoh cara membuat telur berdiri dengan memecahkan bagian bawahnya. Lalu orang-orang berkata; ah, kalau begitu caranya saya juga bisa.

Nah, saya ingin menjadi Colombus. Saya tunjukkan caranya, lalu anda mengatakan; kalau begitu saya juga bisa. Kemudian anda memulai usaha dan menjadi berhasil dan sukses. Saya senang kalau anda sukses, karena semakin banyak orang sukses, semakin maju bangsa ini.